Berita

Rumah Market Data Market Berita Perdagangan Pagu Utang AS Tidak Pasti, Saham Asia Berbalik Turun

Pagu Utang AS Tidak Pasti, Saham Asia Berbalik Turun

by Didimax Team

Istilah pagu utang mulai sering terdengar seolah menjadi batasan pengeluaran dari pemerintah Amerika Serikat. Pada nyatanya, batas pinjaman pemerintah Amerika Serikat hanya akan mempengaruhi kemampuan dalam pembayaran surat utang.
 
Sehingga, batas pinjaman bukan suatu batasan dalam penyetujuan lebih banyak pengeluaran. Tetapi, hal ini memang sudah menjadi isu politik yang berpotensi mengguncang pasar keuangan.
 
Hal tersebut dikarenakan apabila pagu utang gagal dinaikkan maka akan terjadi gagal bayar dalam pertama kalinya pada kewajiban pemerintah. Yang tentunya tidaklah baik mengingat adanya pagu utang seharusnya memudahkan pembayaran itu sendiri.
 

Saham Asia Berbalik Turun

 
Pada hari Selasa (23/05/2023), saham asia berbalik turun setelah pada pagi harinya sempat naik tertinggi selama dua minggu. Oleh karena itu, investor tetap waspada di tengah kebuntuan terkait pagu utang Amerika Serikat.
 
Selagi waspada, para investor juga sambil menunggu survei sektor industri di Eropa dan Amerika Serikat. Indeks MSCI saham Asia-Pasifik sempat menyentuh level tertinggi pada 9 Mei, namun kini melemah 0,03 persen pada pukul 05.35 GMT.
 
Investor masuk pasar untuk mengambil keuntungan setelah melewati reli melelahkan selama delapan hari. Hal tersebut menyebabkan Nikkei Jepang ikut turun tajam dari puncak 33 tahun dengan ditutup 0,42 persen lebih rendah. Adapun indeks lain yang turun adalah:
 
Indeks saham unggulan China daratan (turun 1,41 persen)
 
Indeks acuan S&P/ASX 200 Australia (turun 0,05 persen)
 
Indeks komposit Shanghai (turun 1,52 persen)
 
Indeks Hang Seng Hong ( turun 1,27 persen)
 
Ahli strategi pasar Saxo Markets berbasis Hong Kong Redmond Wong mengatakan bahwa momentum asia (kecuali Jepang) relatif masih rendah. Fokus utama para investor akan kepada data pengeluaran konsumsi pribadi Amerika Serikat.
 
Fokus tersebut juga bersamaan dengan risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal yang diikuti klaim pengangguran awal. Ketiganya sama berpotensi dalam memberikan investor informasi baru terkait yang akan dilakukan Fed pada pertemuan Juni.
 
Pada Senin (22/05/2023), Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kecin McCarthy tidak juga mencapai kesepakatan. Hal tersebut menyangkut cara menaikkan plafon uang pemerintah Amerika Serikat mencapai 31,4 triliun dolar Amerika Serikat hanya dalam 10 hari.
 
Hasil positif dari perbincangan tersebut akan mendorong lingkungan perdagangan berisiko dan menyebabkan penurunan emas serta lonjakan ekuitas. Pembacaan data Amerika Serikat kedepannya lebih kuat dapat memacu kenaikan ekspektasi suku bunga jangka pendek.
 
Adapun Presiden Federal Reverse Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa pihaknya hampir tidak mungkin. Sehingga belum diketahui apakah dia akan memilih menaikkan lagi atau berhenti pada pertemuan selanjutnya.
 
Sejak bulan Maret, imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat 10 tahun dan 2 tahun yang mendekati level tertinggi tidak terlihat. Hal tersebut dikarenakan pedagang mulai mendorong kembali ekspektasi akan penurunan suka bunga Amerika Serikat sejak Juli lalu.
 
Imbal hasil obligasi 10 tahun sendiri mengalami kenaikan pada sesi ketujuh berturut-turut setelah pernyataan semalam karena mencapai 3,728 persen. Angka tersebut juga stabil pada level itu di Asia.
 
Dolar AS mengikuti pergerakan di atas dan mencapai level tertinggi selama enam bulan di 138,88 yen pada sesi Asia. Kekuatannya terhadap mayoritas mata uang lain menyebabkan dolar diperdagangkan pada 1,0800 dolar per euro dan 0,6645 per dolar Australia.
 
Survel Indeksi Manajer Pembelian akan dirilis hari ini di Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris. Selain itu, pertumbuhan jasa-jasa kuat juga diperkirakan akan menahan angka gabungan pada wilayah ekspansi.
 

Alasan Keberadaan Pagu Utang

 
Sejak Perang Dunia I, pagu utang sudah memudahkan pembiayaan dengan mengelompokkan obligasi dalam beberapa kategori. Hal tersebut meringankan beban Kongres dalam menyetujui obligasi secara terpisah.
 
Dengan adanya Perang Dunia II, Kongres membuat batas utang agregat pertama dan memberi keleluasaan obligasi kepada Departemen Keuangan. Kenaikan plafon utang memungkinkan untuk meminjam demi menutupi kesenjangan pengeluaran dan pajak.
 
Beberapa ahli komentator dan anggaran sebenarnya justru ingin menghapuskan keberadaan pagu utang. Hal tersebut disebabkan oleh alasan dimana pertarungan periodik di Kongres mengenai hal tersebut menyebabkan naiknya ketidakpastian ekonomi.
 
Pemerintah menolak berbagai ide “menghindari batas”, termasuk mencetak koin platinum dan menempatkannya di Federal Reserve. Hal tersebut dilakukan dengan menyatakan batas utang adalah pelanggaran terhadap larangan pada Amandemen ke empat belas.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama