Berita

Rumah Market Data Market Berita Perdagangan Kuasai Pasar Forex, Dolar AS Semakin Menguat Akhir Minggu!

Kuasai Pasar Forex, Dolar AS Semakin Menguat Akhir Minggu!

by Didimax Team

Di kesempatan perdagangan forex sesi Eropa sekarang telah terjadi sebuah perubahan cukup menghebohkan berupa penguatan akan nilai dari mata uang Dolar Amerika Serikat. Mendekati akhir minggu ini, posisi dari nilai mata uang tersebut terus berada pada keadaan menguat daripada lawan utama lainnya.

Menjadi mata uang dengan nilai safe haven, membuat Dolar AS dapat juga terpengaruh oleh perdagangan antara Amerika Serikat dengan China yang sedang berlangsung. Meskipun sebelumnya juga sempat melakukan koreksi dan membuat nilai dari mata uang tersebut sempat turun.

Namun rupanya berada di titik safe haven membuat Dolar AS memiliki lebih banyak kekuatan untuk dapat kembali ke tempat semulanya. Koreksi yang sebelumnya dilakukan oleh The Fed melalui pernyataan dari Dovish mengenai tidak akan dilakukannya kenaikan dalam suku bunga dalam waktu dekat ini.

Hal tersebut juga dilihat dari perkembangan ekonomi yang masih jauh dari ekspektasi diinginkan oleh Fed. Tentu saja, jika dilakukan kenaikan bunga, maka aka nada banyak protes juga muncul banyak masalah ekonomi. Perbaikan ekonomi akibat dari pandemic Covid – 19 juga masih gencar dilakukan.

Maka dari itu, untuk mendukung perbaikan ekonomi tersebut maka dalam menaikkan bunga pun juga masih diperhitungkan secara seksama. Untuk menghindari risiko terjadinya kesulitan dalam ekonomi maka akan digunakan berbagai macam cara terbaik agar nilai mata uang tidak terpuruk begitu saja.

Sedangkan kini, Dolar Amerika Serikat sedang menjadi sebuah trending topik utama akibat ada banyak rival utamanya sedang mengalami pelemahan pada akhir minggu sesi perdagangan Eropa sekarang. Ada banyak faktor seperti pandemic, situasi ekonomi dan hal lain menyebabkan pelemahan dari rival dolar yang save haven ini.

 

Rival Utama Dolar AS yang Terus Melemah

Pertama ada nilai dari Dolar Australia yang sedang berada pada tekanan akibat dari harga minyak mentah dunia yang mengalami penurunan secara drastic. Selain itu, pemerintah mereka yang juga akan melakukan pinjaman fiskal tahun 2020/2021 sebanyak A$ 230 miliar dikatakan lebih rendah daripada awal pandemic.

Selanjutnya, ada juga isu dari nilai mata uang Yen Jepang juga dikatakan sedang mengalami pelemahan terhadap Dolar AS. Hal tersebut diakibatkan terdapat respon terhadap penilaian akan BOJ mengenai ekonomi di Jepang. Dicatat bahwa ekonomi Jepang sedang berada pada situasi dapat dikatakan cukup sulit.

Di banyak wilayah di Jepang sedang terjadi ekonomi sulit dan memberikan dampak ekonomi kurang baik. Meskipun beberapa tempat pada Jepang juga sedang memperlihatkan tanda – tanda untuk terus mengalami peningkatan. Sedangkan sebelumnya BOJ mengatakan akan melakukan pelonggaran jika diperlukan.

Mata uang Inggris sebagai salah satu rival utama Dolar AS juga sedang berada pada tekanan akibat dari kontraksi pertubuhan ekonomi Inggris sendiri dilihat berdasarkan jangka bulanan. Untuk pertama kalinya pada bulan November kemarin, keadaan ekonomi di Inggris mengalami kontraksi.

Dan untuk pertama kalinya, nilai pada bulan November tersebut berada pada titik terendah dibandingkan dengan bulan – bulan lainnya selama penurunan sejak April lalu. Ini juga merupakan titik yang lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan telah dilakukan akibat ada pemberlakuan lockdown untuk mencegah kasus Covid – 19.

Penguatan Dolar AS Dapat Terus Berlangsung Hingga Beberapa Saat

Penguatan uang Dolar tersebut akan terus dapat bertahan beberapa saat atau jam kedepan hingga rival lainnya dapat mulai mengembalikan keadaan ekonomi mereka. Selain itu, nilai dari mata uang save haven menjadi sebuah kebenaran kembali saat semua rival melemah maka Dolar AS akan naik.

Selain itu, ada juga pelemahan rival utama lainnya yaitu pada Euro yang juga sedang berada pada posisi terendah selama 1 bulan akibat dari meningkatnya kasus terdampak pandemic. Banyaknya pasien yang melakukan rawat inap juga ada beberapa mengelami kematian akibat dari virus corona juga menjadi penyebabnya.

Dari sisi perkembangan politik, baru – baru ini Perdana Menteri Belanda yaitu Mark Rutte juga telah memberikan pengumuman akan pengunduran dirinya. Pengunduran tersebut diakibatkan karena ia telah menganggap bahwa kurang mampu dan mendapatkan kegagalan dalam melakukan sistemik pemerintahan.

Maka dari itu, di Eropa akan dilakukan pemilihan pemimpin baru melalui Partai CDU Kanselir Markel dan memungkinkan untuk menjadi pesaing dari kanselir selanjutnya. Sedangkan Perdana Menteri Italia Cote juga sedang berada pada posisi mosi tidak percaya yang menjadi salah satu masalah utama lainnya.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama