Berita

Rumah Market Data Market Berita Perdagangan Bagaimana Kondisi Emas di Tengah Negosiasi Utang Plafon AS

Bagaimana Kondisi Emas di Tengah Negosiasi Utang Plafon AS

by Didimax Team

Terkait Negosiasi Utang Plafon AS mengakibatkan harga emas menjadi lemah di tengah kuatnya dolar pada problem tersebut. Bagi Anda yang belum mengetahui apa itu Plafon Utang AS, yaitu mengacu pada proses di mana Pemerintahan Amerika Serikat (AS) melakukan perundingan untuk menentukan batas utang negara. 

Plafon utang ini sebagai jumlah maksimum yang diizinkan oleh Pemerintah untuk meminjamkan guna memenuhi kewajiban keuangan Negara. Kemudian, selama negosiasi mencoba mencapai sebuah kesepakatan mengenai kenaikan plafon utang mampu menimbulkan perdebatan politik yang sengit. 

Hal itu dikarenakan keputusan mengenai kenaikan plafon berdampak pada kebijakan fiskal maupun prioritas pengeluaran pemerintah. Bahkan tidak hanya itu saja, negosiasi mampu mempengaruhi harga emas di pasar dunia. 

Kemudian, negosiasi ini mampu menimbulkan sentiment pasar secara keseluruhan yang berakibat pada investor merasa khawatir. Para investor cenderung akan mengurangi risiko dengan menjualnya dan beralih ke aset lainnya. Hal tersebut justru membuat dampak lebih buruk lagi dengan menyebabkan penurunan pada harganya itu sendiri.

 

Harga Emas Ambruk Di Tengah Dollar Naik

Di tengah kondisi negosiasi harga emas tergelincir pada akhir minggu ini dan memperpanjang penurunan untuk hari berturut – turut. Penurunan disebabkan juga oleh mengurangnya daya tarik pada logam safe – haven aksi mengambil untung dari kenaikannya baru-baru ini. 

Namun, emas berjangka tergelincir 4,40 dolarAS atau sebesar 0,22 persennya menjadi 1.977, 20. Kemudian, ambruk lagi sebesar 1,26 persen atau sebesar 25,10 menjadi 1.959,80 dolar AS menurun secara bertahap. 

Pada mata uang AS meningkat mencapai level tertinggi dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utamanya. Sementara itu, membuat beban pada permintaan emas batangan secara signifikan.

Pada (26/5/23) kemarin, Monex memprediksikan emas berpeluang bergerak secara menurun untuk jangka pendek di kisaran US$1.937 – US$1.943 dalam kondisi minatnya pada dolar AS itu sendiri (market.bisnis.com/26/05/23). 

Bahkan pada datanya, kontrak emas paling aktif di divisi Comex New York Exchange, terpuruknya berada pada US$20,90 atau sebesar 1,06 persen saja. Tentu saja, hal ini membuat daya tarik aset ini semakin menurun setiap harinya dengan kondisi negosiasi tersebut.

Adanya penurunan itu, membuat harganya semakin memperpanjang kerugian selama empat hari berturut – turut. Menandai penurunannya dalam kondisi negosiasi yang berlarut dan tidak terkondisikan. 

Menyebabkan beberapa investor mencari perlindungan dengan berbagai cara mulai beralih ataupun lainnya. Sementara itu, beberapa hari terakhir terdapat informasi mengenai harga emas naik di tengah kondisi ketidakpastian inflasi AS. 

Belum adanya ketidakjelasan tentang kesepakatan membuat berbagai prediksi bisa memungkinkan. Praktisi pasar modal Ryan Filbert mengatakan pada channel youtubenya, bahwa kenaikan harga emas ini sudah ia prediksikan sejak akhir tahun 2020 lalu. 

Tinjauan Emas Naik Dalam Kabar Terburuknya Negosiasi

Harga emas berjangka sedikit mengalami penguatan selama akhir perdagangan sabtu pagi ini. Perubahan ini, jelas menghentikan kerugian selama empat hari berturut – turut. 

Namun, tetap masih mencatat penurunan selama minggu ketiga dari permasalahan tersebut. Praktisi pasar modal Ryan Filbert menyampaikan, jika logam ini akan terus mengalami kenaikan selama uang masih menjadi alat transaksi. 

Di awal perdagangannya sempat naik tinggi karena ada titik cerah hasil dari pembicaraan Plafon Utang AS. Pembicaraan antara pemerintah dan DPR, sehingga bisa terhindar dari gagalnya bayar tetapi angka inflasi berada jauh dari perkiraan.

Pasar emas pulih, setelah ketua Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan jika suku bunga mungkin tidak akan naik, karena kondisi kredit lebih ketat setelah gejolak sektor perbankan. 

Dampak dari informasi ini membuat sejumlah penjual menjadi tenang dan mulai memperkirakan kenaikannya. Suku bunga itu akan terus membebani harga emas terutama penurunannya. 

Selain itu, pakar logam mulia Gainesville Coins Everet Millam, menyampaikan bahwa akan rebound harganya, kondisi naik setelah penurunan. Millman juga mengatakan, agar melihat alur dari proses naik turun emas terus berada pada posisi terendah yang lebih tinggi dan tertinggi yang lebih tinggi lagi. 

Melihat rebound-nya, karena memiliki masing – masing dari beberapa aksi jual terakhir. Resistensinya langsung dikisaran USD 19.80 kemudian USD 200 per ons dan level dukungannya ada dalam USD 1960-50. Jika hal itu gagal, maka harga emas mampu berada dalam tingkatan USD 19.00.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama